Manusia merupakan makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individi, dia memiliki keinginan dan kebutuhan yang beragam, dari yang mulai bersifat fisik/biologis yang berupa makan, minum, dan bertempat tinggal, jaminan rasa aman, kasih sayang, sampai dengan kebutuhan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. ketidakterpenuhinya keinginan maupun kebutuhan individu akan memengaruhi proses kehidupannya sampai akhirnya pada batas menyerah.
Serangkaian kebutuhan individu tersebut pada prinsipnya sama dengan individu yang lain sehingga bila semua dapat menyadari peran dan fungsinya masing-masing tentu kehidupan dalam bersosial/bermasyarakat tidak akan ada kendala.Di sinilah istimewanya. Adanya perbedaan kepentingan yang berakar dari keinginan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar inilah yang sering mengakibatkan pergeseran - pergeseran kehidupan yang kurang menyenangkan. Berbagai kasus sering terjadi sebagai dampak dari hal tersebut.
Baiklah sebagai contoh paling sederhana adalah dalam kehidupan sebuah keluarga paling kecil yaitu keluarga inti yang terdiri atas seorang ayah, seorang ibu, dan maksimal dua orang anak. Betapa dari bentuk komunitas sosial paling kecil saja berbagai pergeseran tata nilai, pola pikir dan kepentingan sudah sanagat rumit. Apalagi, bila sudah dalam lingkup yang lebih luas yaitu keluarga besar, bahkan dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas lagi yaitu di lingkungan dasa wisma, RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten,propinsi, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan di dunia internasional.
Faktor-faktor yang kadang tak bisa dimengerti sering kali hadir secara tiba-tiba meskipun tanpa pernah diinginkan. dan bila dicermati, sumber dari berbagai gesekan dalam kehidupan sosial adalah perbedaan usia, jenis kelamin,latar belakang keluarga, tingkat pendidikan, profesi, dan akhirnya bermuara pada sifat dan karakter seseorang.termasuk dekat dengannya. Dan kalau dicermati, penyebabnya adalah karena adanya perbedaan pola pikir.
Ada sedikit cerita tentang nasib seseorang yang sepanjang waktunya selalu saja dinilai salah oleh beberapa orang yang kebetulan dekat dengannya. Semisal itu terjadi, biasanya seseorang akan mengambil satu dari dua kemungkinan, yaitu memahami dan mengikuti penyebab perbedaan dan kedua menolak dan antipati dengan adanya perbedaan pendapat.
Makanya, bila mungkin sikap, prilaku, dan apa pun yang berasal dari dirimu, ternyata kadang dinilai salah oleh orang lain,.. intropeksi atau mawas diri merupakan sebuah cara yang paling tepat dan efektif. kalau pun misalnya kamu yakin bahwa apa yang kamu lakukan atau kamu pilih adalah yang terbaik dan tidak " ancik-ancik pucuking eri" apa salahnya " Anjing menggonggong kafilah berlalu,.." Dan prinsipnya kamu tetap bersikap baik padanya....
