Tak dapat dipungkiri, di era modern yang serba menggunakan alat-alat tekno;ogi, digital, dan elektonik ini seolah-olah dunia dikuasai olehnya. Bahkan, manusia yang notabene merupakan penciptanya pun seolah-olah justru tenggelam dan termakan oleh dampak negatif dari peralatan-peralatan canggih tersebut. Manusia modern takkan bisa lepas dari alat-alat tersebut. Dimulai dari radio, tape recordre, handphone, DVD, TV, prouk-produk rumah tangga yang serba elektonik dari lemari es, mesin cuci, kompor gas, dan juga alat-alat memasak yang juga serba elektris dari magic jar, rice cooker, dan semuanya yang tak mungkin disebutkan satu per satu.
Yang menjadi pertanyaan, apa iya semua itu penting untuk kehidupannya? Dan apakah dengan memiliki lat-alat yang serba elektris itu menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi manusia yang modern dan tidak ketinggalan zaman? Oh, ya.. Produk-produk berjenis dari kendaraan belum tersebutkan : dari motor roda dua sampai dengan mobil yang semakin canggih saja model dan harganya.
Untuk handpone misalnya, ada saja satu orang kadang memiliki lebih dari satu bahkan malah tiga sekaligus.. Termasuk juga untuk kendaraan roda dua dan mobil seperti halnya artis-artis kita semacam Rafi Ahmad dan juga yang lain.
Kupikir kehidupan modern justru kadang melahirkan manusia-manusia yang tidak atau kurang memiliki kepekaan terhadap sesamanya. bagaimana tidak? kalau setiap rumah semuanya sudah memiliki tae recorder dan televisi misalnya. Kebetulan semua ingin membunyikannya dalam waktu yang bersamaan. ada yang memutar musik rock, campur sari, dangdut koplo, pop, wayang golek,lagu anak=anak,..Wah,.. betapa riuhnya lingkungan kita.
Ini merupakan polusi suara terberat sehari-hari. Belum lagi suara motor yang hilir mudik sepanjang waktu. Suara mesin produksi industri rumah yang juga berbunyi,.. yang kadang juga mengeluarkan aroma yang sama sekali tidak sedap untuk dihirup,..
Polusi lain yang tak kalah mengkhawatirkan kesehatan adalah persoalan sampah baik sampah organik maupun non organik. Tak salah bila ternyata Indonesiamenduduki peringkat tiga untuk kasus sampah. Jadi bisa dikatakan Indonesia adalah negara paling kumuh dan paling kotor dengan sampah.
Kalau sampah organik mungkin agak mudah mengatasinya yaitu bisa dijadikan pupuk kompos bila dicampur dengan kotoran ternak. namun untuk sampah non organik yang biasanya berupa bungkus-bungkus makanan yang terbuat dari plastik yang tidak mungkin akan musnah kalau tidak dibakar.
Cara paling mudah untuk mengatasi itu semua adalah : pindah ke kawasan rumah yang jauh dari kebisingan dan keramaian serta hiruk pikuk kesibukan manusia.... di manakah itu?
Tinggal di rumah yang ada di tengah area persawahan kelihatnnya menjadi pilihan terbaik.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar