Apakah guru-guruku dulu juga sibuk membicarakan kondisi siswa-siswanya yang nakal? yang pintar? yang tingkahnya di kelas aneh-aneh/ yang ngobrol sendiri dengan temannya kalau diterangkan? yang kelihatan cuek dengan gurunya/ yang tak bisa tenang? yang mondar-mandir ke sana kemari selama pembelajaran/ yang tak pernah mengumpulkan tugas? Yang melompat lewat jendela? yang sepertinya tak pernah merasa bersalah pada hal jelas-jelas sudah memukul temannya? yang sering terlambat masuk kelas. yang tak pernah mengumpulkan tugas? Yang membacanya masih seprti anak sedang belajar membaca? yang tidak memakai seragam sekolah, tetapi selalu memakai kaos OR walau tak ada jam? yang suka izin ke belakang dengan teman?
Kukira, tak ada gunanya menuntut terlalu berlebihan di luar minat, bakat, dan kemampuan anak. Untuk apa kita memaksakan sesuatu pelajaran kepadanya kalau mereka sama sekali tidak memberikan respon dan menanggapi apa yang kita berikan...yang penting, apa yang kita berikan berguna bagi mereka, walau mungkin tidak sesuai dengan target kurikulum.
Sabtu, 30 November 2013
Memaksakan Kemampuan Anak, Benarkah Itu?
Perempuan yang masih terus ingin belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, menjadi istri yang baik untuk suaminya, menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik lagi berguna untuk kemajuan dan nama baik negara tercinta.
Jumat, 29 November 2013
Pendidikan di Negeriku ( dari kaca mata anak pemelihara itik )
Saat aku masih bersekolah, baik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai dengan sekolah keguruan, aku tak pernah mengerti problema apa yang dihadapi oleh para guruku waktu itu berkaitan dengan karirnya. Yang ada di kepala kecilku waktu itu adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang termasuk terpandang dan terhormat di sekolah maupun di masyarakat. Tak ada sesuatu pun yang menyebabkan pikiran mereka terforsir untuk urusan-urusan yang menyangkut kariernya ke depan. Kini, aku sedikit paham tentang sikap mereka yang memang tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang harus senantiasa tunduk dan patuh pada peraturan waktu itu yaitu masa-masa awal pemerintahan orde baru.
Telah kita mengerti bahwa pada masa itu Indonesia sedang memulai membangun pasca perang kemerdekaan dan masa revolusi, yang diakhiri dengan peristiwa tragis gugurnya 9 perwira angkatan darat dalam peristiwa yang kemudian terkenal dengan istilah G30S/PKI.
Sejak pemerintahan yang dipimpin oleh jenderal Suharto, tata kehidupan baru dimulai dengan dasar pelaksanaan pancasila yang murni dan konsekuen.Hal imi pun berpengaruh pada kehidupan guru yang bekerja semata-mata untuk mengabdi dan melayani kepentingan bangsa dan negara. Mereka wajib untuk patuh dan tunduk pada pemerintah, baik dalam kaitannya dengan kesejahteraan dan karir yang diatur dengan nama KPO ( Kenaikan Pangkat Otomatis ).
Oleh karena itu, dalam pengamatanku, guru benar-benar bekerja atas dasar dedikasi yang tinggi untuk mendidik putra-putri bangsa secara tulus ikhlas tanpa pamrih. Akhirnya, murid-murid yang terlahir pun adalah manusia-manusia terbaik yang bisa diandalkan di negeri ini ( sekali lagi,ini adalah menurut kaca mata penglihatanku )
Namun, menjelang era reformasi, ada geliat baru dalam kehidupan guru yaitu dengan adanya beberapa organisasi yang menampung aspirasi guru. Secara khusus adalah PGRI, sedangkan organisasi yang mengayomi pegawai adalah Korpri atau Korp Pegawai Republik Indonesia. Dalam kehidupan istri pegawai pun juga muncul organisasi yaitu Dharma Wanita.
Kini, setelah ada peraturan baru tentang jenjang karir guru dengan PAK atau penetapan Angka Kredit, sussana kehidupan guru sedikit berubah sebab setiap saat,guru disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untu mengumpulkan angka kredit agar bisa naik pangkat dalam waktu secepat-cepatnya yaitu 2 tahun. kalau diamati, konsentrasi guru dalam menjalankan tugas menjadi terpecah sebab seolah tak tulus lagi dalam mengajar dan mendidik anak sebab motivasinya adalah agar bisa mengumpulkan angka kredit sebanyak-banyaknya dan segera bisa naik pangkat.
Hal ini kian berlanjut setelah munculnya UU guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005, di mana guru dan dosen yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Dengan hal tersebut, banyakyang akhirnya berminat untuk menjadi seorang guru. Namun kini, peraturan tentang guru bertambah lagi menyusul UU tersebut yaitu Permenpan dan RB nomor 16 tahun 2007 yang mengatur tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, dalam rangka menggantikan UU sebelumnya tenatng kenaikan pangkat guru dengan PAK yaitu UU nomor 84 tahun 1998.
Peraturan baru ini tidak semakin mudah, justru kian menantang bagi keprofesionalitasan seorang guru. Kalau peraturan sebelumnya, asalkan telah mampu mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan, setiap dua tahun, mereka berhak mengajukan kenaikan pangkat, hingga akhirnya, saat ada keharusan menyusun karya ilmiah untuk naik pangkat dari golongan IV a ke IVb banyak yang tak bisa memenuhi.
Pada peraturan yang mulai berlaku pada awal 2013 ini, siapkah kita menghadapinya,..? jawaban yang paling tepat adalah " Harus siap,.. Siapa takut??"
Perempuan yang masih terus ingin belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, menjadi istri yang baik untuk suaminya, menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik lagi berguna untuk kemajuan dan nama baik negara tercinta.
Sabtu, 09 November 2013
Bunga Rampai : Kesehatan
Bunga Rampai : Kesehatan
Kebutuhan hidup paling utama adalah kesehatan. Apa pun usaha akan ditempuh agar kita senantiasa sehat wal afiat. Namun sayangnya, kadang seseorang kurang menghargainya kala sedang sehat dengan memliki pola hidup, pola makan, pola kerja, pola tidur, dan pola istirahat yang tidak memperhatikan kesehatan, Seseorang kadang baru menyadarinya setelah ia jatuh sakit. Yah, sakit memang ujian dan sarana untuk instrospeksi kehdupan kita pada tentang hidup kita pada masa-masa yang telah lalu. Memang, sakit yang kita derita sering juga disebabkan oleh fator keturunan atau genetis. Akan tetapi, pola hidup sehat adalah yang lebih utama mesti kita terapkan.
Kesehatan tak lepas dari asupan makanan yang kita konsumsi. Saat usia telah mencapai kedewasaan, pola kebutuhan makannya berbeda dengan saat masih anak-anak dan remaja. Apalagi bagi seorang Ibu Rumah Tangga yang setiap hari bergelut dengan urusan anak, suami, keluarga, dan segala problematikanya. Bila dia tidak berhati-hati, pola makannya menjadi tidak terkontrol. Akibatnya ia mengalami obesitas yang akhirnya memunculkan penyakit- penyakit lain yang sering menyertai, misal jantung, kolesterol tinggi, gula, asam urat, dsb
Kebutuhan hidup paling utama adalah kesehatan. Apa pun usaha akan ditempuh agar kita senantiasa sehat wal afiat. Namun sayangnya, kadang seseorang kurang menghargainya kala sedang sehat dengan memliki pola hidup, pola makan, pola kerja, pola tidur, dan pola istirahat yang tidak memperhatikan kesehatan, Seseorang kadang baru menyadarinya setelah ia jatuh sakit. Yah, sakit memang ujian dan sarana untuk instrospeksi kehdupan kita pada tentang hidup kita pada masa-masa yang telah lalu. Memang, sakit yang kita derita sering juga disebabkan oleh fator keturunan atau genetis. Akan tetapi, pola hidup sehat adalah yang lebih utama mesti kita terapkan.
Kesehatan tak lepas dari asupan makanan yang kita konsumsi. Saat usia telah mencapai kedewasaan, pola kebutuhan makannya berbeda dengan saat masih anak-anak dan remaja. Apalagi bagi seorang Ibu Rumah Tangga yang setiap hari bergelut dengan urusan anak, suami, keluarga, dan segala problematikanya. Bila dia tidak berhati-hati, pola makannya menjadi tidak terkontrol. Akibatnya ia mengalami obesitas yang akhirnya memunculkan penyakit- penyakit lain yang sering menyertai, misal jantung, kolesterol tinggi, gula, asam urat, dsb
Perempuan yang masih terus ingin belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, menjadi istri yang baik untuk suaminya, menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik lagi berguna untuk kemajuan dan nama baik negara tercinta.
Selasa, 05 November 2013
Menganalisis Kompetensi Dasar Kelas VIII
Pembelajaran bahasa Indinesia SMP kelas VIII pada semester satu meliputi 18 kompetensi dasar antara lain : menyimpulkan isi laporan, menganalisis laporan, melakukan wawancara dengan nara sumber tentang topik tertentu, mengidentifikasi unsur instrinsik teks drama, mengidentifikasi unsur-unsur pementasan drama, menulis naskah drama satu babak, bermain drama sesuai naskah yang ditulis siswa, bermain drama dengan improvisasi, menentukan letak pada denah, menulis surat dinas tentang kegiatan sekolah, membaca memindai buku telepon dan ensiklopedi. dari KD yang saya tulis tersebut, seolah tidak menyiratkan adanya penekanan pada pengetahuan tertentu, tetapi pengetahuan itu menyatu dalam kegiatan nyata yang dilakukan oleh siswa. Sebagai contoh :
1. Menganalisis Laporan :
Dalam KBM,, langkah-langkah yang mestinya dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
a. memberikan gambaran secara sekilas apakah laopran itu
b. memberikan gambaran sekilas bagaimana menganalisi sebuah laporan
c. memberikan contoh beberapa wacana yang termasuk laporan
d. memberikan kesempatan pada anak untuk memahami isi laporan dengan membaca intensif
e. menentukan pokok-pokok isi laporan dengan menggunakan rumus 5w + 1 H secara berkelompok
f. mempresentasikan hasil diskusi kelompok
g. menyimpulkan hasil diskusi kelompok
Bila masih ada waktu,. pembelajaran ini bisa diulangi dengan laporan yang berbeda.
2. Melakukan wawancara dengan nara sumber
Perempuan yang masih terus ingin belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, menjadi istri yang baik untuk suaminya, menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik lagi berguna untuk kemajuan dan nama baik negara tercinta.
Solusi Kejenuhan
Betapa jauhnya kesenjangan yang terjadi di antara penduduk yang memiliki latar belakang kehidupan yang jauh berbeda. Pernahkah Anda mengalami tinggal di sebuah pelosok perkampungan yang sangat jauh dari tempat tinggal semula? Seandainya pernah, sampai berapa lama anda kuat bertahan di sana? Sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan baru, suka tidak suka kita harus menerima kondisi seburuk apa pun, bahkan perlakuan sekejam apa pun. dan,.. daya beradaptasi seseorang tentu ada batas-batasnya. Berapa harikah? Sehari, dua hari, seminggu, tiga minggu, atau berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun? Ketika akhirnya Anda telah jenuh dengan lingkungan yang sangat tidak kondusif, apakah yang akan Anda lakukan? tetap bertahan sampai nyawa meninggalkan badan? Atau akan terus bertahan dalam kesakitan?
Perempuan yang masih terus ingin belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, menjadi istri yang baik untuk suaminya, menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik lagi berguna untuk kemajuan dan nama baik negara tercinta.
Langganan:
Komentar (Atom)
