Rabu, 31 Juli 2013

Pengalaman Empiris ber-KB Hormonal

Jujur saja, dasar dari setiap peristiwa berikut adalah karena faktor kebodohan dan ketidaktahuan. Yah,memang benar bahwa seseorang baru akan menyadari kesalahannya setelah menerima dampak negatif dari tindakannya itu. seperti halnya pengalaman untuk ber-KB. Mungkin juga sebab harus dituntut mengambil tindakan yang paling cepat, kadang-kadang keputusan itu sebenarnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Sebagai contoh seorang wanita yang sudah menikah sebab usianya memang sudah layak nikah. Bahwa satu hal yang mendasari tekadnya itu adalah faktor usia. Telah kita mengerti bahwa usia menikah dan melahirkan terbaik bagi wanita adalah antara 20 s.d 30 tahun. Selebihnya berarti termasuk KRT ( Kehamilan Resiko Tinggi ). Olekh karena menyadari hal yang demikian, akhirnya faktor lain apa pun diabaikan dengan satu keyakinan dan satu tekad bahwa ia akan memiliki keturunan  dari proses hamil, melahirkan, dan menyusui pada waktu yang tepat

Dan membangun sebuah obsesi untuk kemudian mewujudkannya memang bukan pekerjaan yang mudah. Termasuk juga dalam perencanaan tersebut. Faktor ekonomi, sosial, kodrat, dan ,.... c i n t a ( he he he ) pastilah sangat mempengarui keberhasilan sebuah obsesi.Yah, hingga akhirnya,  untuk mengatur jarak kelahiran agar tidak terlalu dekat antara anak satu dengan anak yang yang lain, maka ber-KB menjadi solusi danpilihan terbaik.

Dalam memilih cara ber-KB paling efektif seorang petugas medis pasti berusaha memberikan saran. Kalau menurut medis, alat-alat KB yaaaa : suntik, implant, dan pil yang ketiga-tiganya dengan cara pemberian hormon agar menggagalkan sebuah proses pembuahan. Sebagai seorang akseptor KB baru kadang tak terlalu risau dengan resikonya sebab belum terkena. Padahal ia juga tahu bahwa alat KB tersebut dapat meningkatkan resiko penyakit yang berat dan berbahaya antara lain : hipertensi ( tekanan darah tinggi ), obesitas ( kegemukan ), timbulnya flek-flek hitam di wajah dan kulit kusam, dan beberapa penyakit yang berhubungan dengan alat-alat reproduksi semacam kista, mioma, aneka jenis tumor dan kanker dari kanker rahim, leher rahim, mulut rahim, usus besar, dan sebagainya yang sifatnya berantai akibat kelebihan hormon estrogen dari alat KB.

Pada hal di samping alat KB hormonal tersebut, ada cara lain yaitu IUD dan pemotongan saluran telur  ( tubektomi kayake namanya ). Semua alat KB tersebut dipakai oleh perempuan ( penderita deh ), sedangkan untuk pria hanya ada satu alat yaitu fasektomi ( pemutusan saluran sperma ) dan ternyata tak banyak laki-laki yang mau melakukannya. Yah,.. di sinilah sebuah pengorbanan terbesar seorang wanita dalam keluarga yang kadang tak pernah disadari oleh para suami. Banyak yang beranggapan bahwa itu wajar dan memang seharusnya begitu sehingga tak perlu untuk dipersoalkan ( satu bukti keegoisan laki-laki ).

Oh ya,.. sebelum ber-KB secara hormonal hal pertama yang dilakukan petugas medis adalah mengukur tekanan darahnya. Jika ternyata termasuk tinggi, maka ia dilarang menggunakannya. Emmm,.. Pemakaian KB suntik dalam jangka waktu lama memang cenderung menyebabkan tekanan darah menjadi naik, obesitas, dan penambahan pigmen serta munculnya flek-flek hitam di wajah. Tekanan darah yang tinggi diketahui dari kepala yang sering pusing, leher kaku, dan detak jantung yang semakin cepat serta kadang-kadang disertai dada sesak ( sulit bernapas ). bila hal-hal tersebut sudah mulai dirasakan, sebaiknya segera berhenti menggunakan KB suntik. Selanjutnya mau hamil lagi atau berganti dengan alat kontrasepsi lain silakan. Oh ya, selama ber-KB suntik, seorang wanita kadang tidak menstruasi, namun ada juga yang menstruasi. bagi yang tidak, kadang setelah berhenti ber-KB akan mendapatkan haid yang banyak dan lebih dari 10 hari.

Dampak pemakaian implant tak jauh berbeda dengan suntik.Ada beberapa wanita yang haid secara terus menerus dalam arti berhenti seminggu sampai dua minggu kadang sudah haid lagi. Kalau begitu secara terus menerus, keputusan dikembalikan pada pemakai, mau dilepas atau terus dijalani.. Implant ada yang berjangka 5 tahun, 3 tahun, dan kayake kini sudah ada yang satu tahun.

Berikutnya adalah KB pil. Ternyata banyak jenis KB pil yang memiliki kadar estrogen berbeda-beda. Tentu kita menghendaki yang paling aman. Ada beberapa wanita yang bila minum pil KB langsung merasakan pusing dan perutnya mual ingin muntah,.. Untuk selanjutnya silakan memutuskan lagi yang terbaik mau berhenti atau lanjut.

Berkaitan dengan ber-KB dengan IUD, banyak yang bercerita bahwa kadang perut bagian bawah pusar sering nyeri. Ada juga yang mengatakan pernah IUD nya mau keluar dari jalan lahir ( Jawa : sudah kewer-kewer ). Ada juga yang bercerita bahwa selama menggunakan IUD setiap kali berhubungan perutnya sakit,sedangkan untuk pihak lelaki mengatakan agak terganggu sebab seperti ada yang menusuk-nusuk ujung penisnya ( maaf ).

Alat-alat KB hormonal iu masih memungkinkan seorang perempuan hamil lagi bila pemakaiannya dihentikan, sedangkan untuk tubektmi dan vasektomi, yang bersangkutan sudah tidak dapat lagi memiliki keturunan.

Sebenarnya seee ada cara KB alami cara tradisional. Seperti dalam novel " Pengakuan Pariyem " Mas Linus Suryadi, bila selesai berhubungan intim, si lelaki meng"ONGKLOK" si perempuan. nggak paham betul tuh gimana maksudnya. dalam novel itu Pariyem bertutur, " .... aku diongklok,.. sehingga tidak hamil,.. " ( yang tertarik silakan membaca sendiri novel itu deh,..

Atau ada juga yang mengkonsumsi merica bubuk,.. memebersihkan organ intim dengan pasta gigi seusai berhububgan,.. dan sebagainya.

Dan kini, tentu semua orang sudah tahu, dampak negatif dari pemakaian KB hormonal sangat banyak dan tinggi resikonya. Tentu semua ini kembali pada para wanita, suami, keluarga, masyarakat,dan juga pemerintah. Apa program KB hormonal tetap diplih sebagai alternatif mengatur kelahiran ( mengurangi kelahiran ).

Kini,yang juga menjadi masalah besar adalah para perempuan korban pemakaian alat KB hormonal. Bagaimana bila akhirnya dia mengidap penyakit berkategori berbahaya semacam kanker di organ reproduksinya. Sungguh malang nasib wanita itu bila akhirnya dia meninggal dunia karenanya.

Semoga hal itu tak terjadi pada penulis dan para pembaca yang budiman,.. amiiiiin,... amiiiin,  ya Rabbal Alamin,...


Selasa, 30 Juli 2013

Menghadapi Penyakit

Setiap orang pasti pernah menderita sakit dari sekedar penyakit ringan, sedang, sampai yang berkategori berat karena tidak mudah penyembuhannya. Setiaporang pun pasti memiliki faktor resiko untuk menderita jenis-jenis penyakit tersebut dan hal ini erat kaitannya dengan faktor genetis, pola hidup, pola,makan, pola pikir, dan faktor-faktor eksternal yang lain yaitu kondisi lingkungan, masyarakat, dan mungkin juga pengaruh radiasi bebas. oleh karena itu, kita mesti mengantisipasi jauh-jauh hari setiap kali faktor-faktor pencetus munculnya penyakit itu mulai tumbuh. beberapa jenis penyakit kadang datang dimulai dengan adanya gejala tertentu. Namun, ada juga beberapa penyakit yang muncul tanpa gejala, dan biasanya ini justru pada penyakit-penyakit yang berbahaya. Biasanya, penyakit yang berbahaya akan menunjukkan gejala bila sudah dalam stadium sedang atau lanjut. Dan inilah yang paling menakutkan.

Seperti misalnya penyakit pembunuh utama dunia dari jantung koroner, kanker ovarium, servik,leher rahim, mulut rahim dan sejenisnya, diabetes melitus, leukemia, dan jenis-jenis penyakit kanker yang lain ( paru-paru, lidah/tenggorokan, kulit, payudara, pankreas, hati,lambung, mata, dan usus besar). bagi orang yang tidak /kurang peka, mungkin tidak merasakan sinyal yang telah ditunjukkan oleh tubuhnya akan hadirnya salah satu penyakit berbahaya tersebut, Namun, ada juga yang telah merasakan dan menyadarinya,tetapi karena adanya berbagai faktor akhirnya penyakit itu dibiarkan/ diobati menurut kemampuannya masing-masing.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana bila akhirnya penyakit itu sudah benar-benar ada dan akhinya mengganggu aktivitas anda sehari-hari. Atau bahkan akhirnya anda tak bisa beraktivitas sama sekali.

Sikap dan cara kita menerimanya serta bagaimana cara kita menghadapi penyakit itu turut menentukan sembuh atau tidaknya penyakit itu. Ada juga penyakit yang hanya bisa diperlambat pertumbuhannya tanpa bisa disembuhkan sama sekali,dan ini biasanya justru pada kategori penyakit-penyakit berat tersebut.

Bila suatu saat ternyata kita mendapat giliran terkena penyakit berat, mungkin secara kejiwaan kita akan menolaknya dan mengumpatnya dengan sedemikian rupa. Akan tetapi, sebagai orang yang beriman dan beragama, tak seharusnya hal itu kita lakukan. Mestinya kita mencoba untuk bertawakal dan berserah diri kepada Allah SWT sambil berikhtiar mencari alternatif penyembuhannya. Bisa lewat medis maupun non medis. Dalam berupaya kita tidak boleh berputus asa,tetapi harus selalu optimis dan berdoa agar diberikan kesembuhan. Di samping itu kita mesti senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pemberi Hidup agar mendapatkan jalan yang terbaik. kalau pun mungkin apa pun yang telah kita tempuh ternyata tak berhasil,.. dan ini ternyata menjadi jalan kita menuju kembali ke asal mula ,.. kita mesti menerimanya dengan besar hati dan ikhlas..

Minggu, 28 Juli 2013

Memahami Keberagaman Karakter Anak

Sebuah keluarga yang telah memiliki anak lebih dari satu tentu akan menghadapi sebuah permasalahan yang cukup kompleks dan berlangsung secara terus-menerus. Hal seperti ini mau tidak mau menuntut orang tua untuk memiliki kemampuan menyikapi setiap permasalahan dengan arif dan bijaksana. Tak ada keluarga yang tidak pernah ada perbedaan pendapat di dalamnya, apalagi anak-anaknya sudah mulai tumbuh remaja/dewasa dengan perbedaan rentang usia yang cukup tinggi { 3- 6 tahun ). Banyak contoh yang menggambarkan akibat dari sikap dan penangana dari orang tua yang salah.

Simaklah insiden di bawah ini 
Seorang Ibu sedang pulang dari kantor membawa sepeda motor. Dia membawa dua buah bungkusan masing-masing berisi sandal baru dan belanjaan untuk keperluan berbuka nanti. Ia juga membawa tas kantornya. Saat memasuki rumah, dilihatnya anak keduanya ( permpuan sedang menonton TV )
" Sudah mencuci baju Ndhuk" tanya si Ibu.
" Sudah Buk,.. Wah, jane tadi aku mau pura-pura tidur saja," jawabnya.
Si Ibu senang dengan jawaban pertama,... tetapi yang tidak dimengerti,.. mengapa mesti juga mengatakan kalimat yang kedua ,... " Apalah maksudnya? " tanya si Ibu dalam hati.
Namun, daripada menimbulkan masalah,.. si Ibu hanya menjawab singkat saja, " Oh, nek sudah ya bagus kalau begitu."
Dia malah berkata lagi begini, " Sudah ya Dhik,.. Lihat sendiri deh kalau Ibuk gak percaya."

Si Ibuk sebenarnya tak mengerti dengan kalimat-kalimat yang diungkapkan anak keduanya ini, sebab seolah mengandung sebuah permasalahan.. Dan,.. Si Ibu berusaha mengabaikannya seolah tak terjadi apa-apa.

Setelah berganti baju,.. dilihatnya anak kedua masuk ke kamar,.. dan mengambil bungkusan kardus yang berisi sandal, " Ini apa Buk?" tanyanya.

" sandalnya Bapakmu," jawab si Ibu singkat.
" Lha belinya di mana, kok yang membawa Ibu,"

       

Kuret,.. siapa yang mau?

Istilah ini sudah ku kenal sejak tahun 1989 ketika salah seorang familiku pendarahan ketika hamil muda kurang lebih 3 bulan. Penyebabnya sederhana saja yaitu karena kaget dipukul pundaknya dari belakang { wow,.. sampai segitunya ya?} Usai kuret, dia bercerita bahwa sakitnya minta ampun seperti disuduki { diremas-remas }.. " Ya Allah, jauhkanlah aku dari hal itu,.. amiin," Begitu doaku saat itu yang berusia 18 tahun.. Apalagi, sepulang dari kuret banyak sekali persyaratannya, misal : gak boleh cepet2 hamil mesti menunggu minimal satu tahun sebab rahimnya masih lemah, pakai stagen terus sampai kondisi fisik yakin benar-benar sehat,.. dan sebagainya,.. dan sebagainya.

Kasus yang kedua adalah Familiku yang lain { adik ibu } yang melahirkan prematur dan mengalami pendarahan yang banyak,.. dikuret juga,..

Hal ketiga tentang kuret aku ketahui dari novelnya Mbak Mira W " Jangan Ambil Nyawaku," Eh,.. pertamanya aku mengenal judul itu pada promosi filmnya yang dibintangi oleh Mbak Leni Marlina.. { Walah, judul film kok jangan ambil nyawaku tuh perkaranya apa ya,...? Beberapa tahun kemudian aku baru bisa menbaca novelnya yang ternyata mengisahkan seorang istri yang mendeita penyakit kanker rahim,.. dan solusinya adalah dengan dikuret,.. Wah,.. kalau yang ini sih paling ngeri,.. sebab rahimnya dibersihkan karena ada penyakit yang sangat berbahaya. Dan ceritanya see,.. kuretnya tidak hanya sekali,.. bahkan sampai berkali-kali. Seru deh pokoknya konflik yang dihadapi oleh para tokohnya. Dan kalau saya amati,.. kekuatan seorang istri dalam menghadapi persoalan peru mendapat spirit maupun motivasi dari suami, anak, dan anggota keluarga yang lain. Nah,. itu adalah contoh yang sangat bagus sebab dalam kenyataannya, mungkin ada suami yang langsung ambil langkah seribu saat tahu istrinya berpenyakit seperti itu.

Nah,.. bila ternyata ada yang mempunyai salah satu dari permasalahan di atas dan akhirnya tindakan pemecahannya dikuret.. Sudah siapkah untuk menghadapinya? Yakin deh,.. ketika dokter memvonis bahwa tindakan satu-satunya yang bisa ditempuh adalah kuret tentu dalam batin akan timbul seribu satu pertentangan yang silih berganti menguat.

Hidup bagaikan sebuah mimpi. Siap gak siap kalau tindakan itu yang mesti diambi maka kita harus berani menghadapinya. 

Selasa, 09 Juli 2013

Membina Rumah Tangga : Antara Harapan dan Kenyataan

Apa yang ingin saya tulis di sini hanyalah sekedar sebagai sebuah pengalaman yang mungkin nanti ada gunanya bagi orang lain. Mungkin apa yang akan saya tulis adalah hal yang sangat biasa, tetapi apa salahnya jika tulisan ini mampu memberikan sedikit pencerahan bagi penulis, syukur juga bagi yang berkenan untuk membacanya. 

Hidup seseorang terus berproses sejak ia masih anak-anak, menjadi remaja, dan akhirnya menginjakkan kaki di alam kedewasaan. Bukan berarti aku tak mau bersyukur dengan apa yang melingkupi kehidupanku. Sebagai anak kedua dari dua bersaudara, kadang aku merasa dinomorduakan oleh Bapak dan Ibuku. perasaan itu demikian kuat mungkin malah sampai saat ini. Meskipun demikian aku tetap berusaha mencari celah-celah yang menunjukkan tetap kasih dan sayangnya mereka padaku. bila kuhayati, ibulah yang sebenarnya tulus menyayangiku. Betapa tidak? Setiap kali aku sakit, beliaulah yang bersusah payah mencarikan obat dan berobat walaupun harus berjalan kaki sambil menggendonku dalam dekapannya.Kurasakan detak jantungnya yang keras tanda kekhawatirannya yang sangat atas nasibku.

Juga, saat aku mulai bersekolah di SMP, walaupun dia mencemaskan akan bisa tidaknya mereka membiayai sekolahku. Ibu berusaha dengan sekuat tenaga untuk bekerja demi kebutuhan-kebutuha seklahku. yang terutama dan sangat nyata : Setiap pagi, ibukku pasti sudah bangun untuk mempersiapkan sarapanku meski dengan lauk yang seadanya. Dan itu berlangsng sampai aku lulus SMP, bahkan sampai aku melanjutkan ke SPG.

Ibukku termasuk pekerja keras. Namun sayang, beliau kurang memperhatikan kesehatannya sendiri. Ibukku akhirnya ketahuan menderita penyakit kanker kulit. Proses timbulnya penyakit itu memang lama, sebab mulai muncul saat aku kelas II SPG sampai dengan akhirnya Ibu meninggal 15 tahun kemudian. Penyebabnya sederhana saja : muncul sebuah jerawat kecil pada hidung sebelah kiri. Karena terasa gatal,jerawat itu digaruk dan akhirnya berdarah. Ternyata, lukanya tidak bisa mengering, tetapi terus menjadi luka yang semakin hari semakin bertambah parah.

Berbagai pengobatan sederhana sampai dengan yang paling kompleks pernah ditemph, baik secara medis maupun nonmedis. Akan tetapi ternyata hal itu hanya sekedar untuk menghambat kecepatan laju pertumbuhannya, bukan membunuh atau menyembuhkannya. Hingga akhirnya, aku harus mengikhlaskannya untuk menghadap Sang Illahi rabbi

Yang masih juga terus kuingat dari kata-katanya diantaranya adalah, " Ndhuk, lha nasibe kowe suk piye?"," Ndhuk, lha nasibku iki piye Ndhuk?" " Ndhuk, aku indrinen bae Ndhuk ben cepet mati." " Ndhuk,aku ya wegah kon golek tombo dhewe.Angger dikancani kowe ya gelem." Dan masih banyak lagi kata-kata yang disampaikan ibu untukku.

Saat ibuk meninggal, aku tak tahu mesti sedih atau bahagia, sebab keduanya seimbang. Aku tahu ibu bahagia sebab sudah terlepas dari penderitaannya selama ini. dalam sakt pada lima tahun pertama, beliau tetap masih dapat beraktivitas seperti biasa, bekerja di sawah dan menyelesaikan urusan rumah tangga. pada lima tahun kedua waktunya habis untuk bolak-balik ke rumah sakit bahkan sempat opname beberapa kali. Pada lima tahun ketiga nyaris waktunya dihabiskan di tempat tidur dan mencari pengobatan alternatif. namun, karena penyakit itu semakin meluas sampai ke mulut dan mata, kiranya tak ada lagi yang terbaik bagi ibuku selain menghadap kembali kepadaNya.Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan ibuku baik yang disengaja maupun tidak. Ringankanlah siksa kuburnya, dan tempatkanlah Beliau di sisiMu ya Allah, Amin.

Bagaimana dengan Bapakku? Aku tahu Bapak juga seseorang yang sangat bertanggung jawab. Namun yang kutahu sebenarnya Bapak mempunyai karakter keras dan kemauan yang keras juga. Setiap kata-kata dan ucapannya menjadi sesuatu yang teramat ia yakini kebenarannya dan tak bisa ditawar-tawar lagi.Aku tahu juga kata-katanya sangat mempengaruhi jalan hidupku.

Aku tekun sekolah karena dorongan dan motivasinya. Aku berusaha belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh karena tak mau mengecewakannya. Hanya, akibat sikap dan pandangannya yang sangat jauh ke depan, kadang aku merasa seperti hidup dalam dunia mimpi yang nun jauh di sana.

Bahkan sampai akhirnya aku berumah tangga masih saja selalu dalam setirannya.

Bagaimana kenyataan di dalam keluargaku bapak tak pernah tahu.Berumah tangga memang menjadi harapanku. bagaimana pun harus kubina dengan sebaik-baiknya walaupun banyak sekali hal yang sangat menyakitkan sampai dengan saat ini.

Senin, 08 Juli 2013

Menyambut Ramadhan

Setiap muslim dan muslimah di seluruh dunia berhak untuk merayakan dan menyambut kehadiran bulan suci ramadhan dengan berbagai kegiatan maupun upacara khusus. Seperti halnya yang dilakukan oleh warga masyarakat di daerah Klaten, tepatnya di desa Tarubasan yang masuk wilayah kecamatan Karanganom. Tradisi yang dijalankan di desa tersebut termasuk sederhana sebab mereka sekedar membuat kue apem untuk berkenduri. Yang menarik adalah jumlah apemnya yang berbeda-beda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Untuk keluarga yang belu pernah menikahkan anaknya, jumlah apemnya cukup 15 buah. Untuk keluarga yang sudah menikahkan anaknya, jumlah apemnya 17 buah, sedangkan untuk keluarga yang sudah punya cucu jumlah apemnya 19 buah atau lebih asalkan ganjil. ( Allah menyukai yang ganjil ).

Tradisi ini agak berbeda dengan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Gerdu Kluwih, kecamatan Bandar, kabupaten Batang Jawa Tengah. Untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, setiap keluarga membuat perlengkapan untuk kenduri atau selamatan. Ujudnya berupa Nasi satu cepon dengan lauk ayam yang dipotong mirip orang yang sedang duduk dalam Sholat. bagian yang diambil adalah kepala, leher sampai sayap sedangkan bagian kedua berpa paha sampai cakarnya. lauk yang lain adalah gorengan berupa tempe goreng dan keripik goreng serta mi goreng ( lodheh ). Di samping itu, disiapkan juga satu cething nasi dengan lauk sama persis dengan yang satu cepon tadi. Seluruh peserta kenduri memasuki rumah warga satu demi satu. Nasi yang satu cepon diambil untuk diberikan kepada  2 keluarga yang lain. kecuali ayamnya dikumpulkan tersendiri untuk acara selamatan yang terakhir.

Dulu, ada keinginan dari Pemuka Agama untuk menghentikan tradisi ini. Namun, mengingat banyak yang tidak setuju akhirnya dijalankan kembali. Termasuk pada ramadhan tahun ini. Semoga warga masyarakat lebih memahami dan mengerti hakikat sebenarnya dari menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, rahmad, dan ampunan.hal ini tentunya tergantung amalan-amalan yang kita lakukan di bulan tersebut. Terima kasih ya Allah, ku masih diberi  kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan tahun ini. Semoga ibadahku tahun ini lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. amin.

Sabtu, 06 Juli 2013

Meraih Kebahagiaan Sejati

Apa pun aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pastilah orientasinya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya atau kebahagiaan sejati. Ada orang yang melakukan sebuah aktivitas, tetapi dimotivasi dari luar dirinya, pasti ia akan melakukannya tanpa keikhlasan atau setengah hati. Itulah repotnya bila banyak di antara kita bekerja hanya untuk mendapat pujian atau nilai-nilai materi yang lain. Namun, tentunya, banyak juga orang yang melaukan sesuatu hal dengan keterpaksaan. Ah,.. kalau demikian,.. tentulah penderitaan di sana dan di sini yang akan dirasakan.

Akan tetapi, di dunia ini segala sesuatu bisa saja terjadi. Seseorang menjalani hidup dan kehidupannya semata-mata untuk dapat membahagiakan orang lain, tanpa memikirkan kebahagiaannya sendiri. Bahkan dia rela hidup menderita asalkan orang yang dicintainya hidup bahagia. 
'
Mendapatkan kebahagiaan sejati mutlak perlu,tetapi jangan sampai diperoleh di atas derita orang lain. setiap orang pun berhak memiliki falsafah hidup tersendiri berkaitan dengan upayanya memperoleh bahagia. misalnya saja dia berprinsip, " Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk meminta sebanyak-banyaknya," ( mengutip ucapan pak Cik dalam film " laskar Pelangi.


Antara Mencintai dan Dicintai

Setiap orang pasti mengalami fase dalam hidupnya yaitu mencintai dan dicintai. Dua hal tersebut memiliki kesamaan dan juga perbedaan. Persamaannya adalah bentuk dasarnya yaitu cinta. Setiap hal yang berhubungan dengan cinta pasti bersentuhan dengan naluri. Tidak hanya pada manusia, pada hewan pun juga memilki naluri untuk mencinta dan dicinta. Naluri ini mendorong dua makhluk yang saling mencinta untuk menyatu atau menjadi satu dalam sebuah ikatan.

Perbedaannya, seseorang yang mencintai berarti ia berlaku aktif bagaimana dapat diterima cintanya oleh orang yang dicintainya. Berbagai ragam daya dan upaya ia usahakan agar keinginan itu bisa tercapai, dalam arti cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Namun, tak setiap usaha pasti berhasil. Seseorang yang mulai jatuh cinta harus pula berpikir keras bagaimana dapat meraih cintanya itu.. sehingga ia juga mesti realistis. Ada ungkapana yang menyatakan bahwa cinta adalah cinta,.. bukan yang lain.

Bila diamati, fase jatuh cinta pada manusia itu berlangsung tanpa disadari,.. bahkan tanpa dikehendaki oleh orang itu sendiri,.. mengapa ia bisa jatuh cinta pada seseorang. Itulah sebuah rahasia Sang Pemilik cinta yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang dibekali oleh pikiran dan harga diri ( Makhluk paling sempurna ),.. tentunya dapat mengelola hati dan nalurinya sendiri dengan terus memohon pada Sang Pemilik hati agar tidak salah dalam melangkah dan bertindak.

Kita mesti percaya bahwa Allah tentu memberikan hal yang terbaik untuk kita, asalkan kita mau terus memohon dan berdoa kepadaNya. Semoga kita akan dipertemukan dengan pasangan sejati yang akan mengarungi kehidupan ini dalam suka maupun duka sampai akhir hayat. Amiin.

Jumat, 05 Juli 2013

Indahnya Kebersamaan

Ungkapan ini pertama kali aku dengar dari salah satu Kepala Sekolah di instansiku bekerja sekitar tahun 2005 dalam sebuah pertemuan keluarga yang rutin di laksanakan setiap sebulan sekali dan tempat pelaksanaannya secara bergilir di rumah masing-masing anggotanya. Saat itu, dalam lubuk hati yang terdalam aku mengakui kebenaran ungkapan itu. Akibat adanya berbagai kendala akhirnya pemaknaan dari ungkapan itu belum sampai menyentuh ke dasar hati. Yah,  situasi dan kondisi dari para anggota ikatan keluargalah tentunya yang menjadi kendala utama. Bagaimana tidak? Kami yang sebagian besar adalah perantauan, keluarga baru, dan bekerjanya juga baru" minyik-minyik" sangat sulit untuk conec ke persoalan yang lebih ke jurusan spiritual. kami masih bergelut dalam urusan yang bersifat fisik lahiriah, misalnya : bagaimana memiliki rumah yang layak, bagaimana merawat dan membesarkan, serta mendidik anak, bagaimana menegakkan "kendhil" agar bisa makan agak layak. Sungguh kondisi yang memprihatinkan. Ya, .... Begitulah adanya.

Kini, hampir delapan tahun berlalu,.. terlalu bayak hal halyang terjadi dalam kehidupan setiap anggotanya, termasuk KS kami tersebut yang kini sudah menjadi guru biasa ( tak lagi sebagai KS ) dan menunggu waktu untuk pensiun. Kurasakan, .... Sebuah kebersamaan ( dan keterbukaan ) dalam suka dan duka sebagai sesama makhluk Allah SWT.. Salam sejahtera dan bahagia,..


Menjalani Liburan Akhir Tahun Pelajaran 2012/2013

Hari Sabtu, 22 Juni 2013 adalah hari tarakhir siswaku berada di kelas VII dan VIII karena hari tersebut mereka menerima laporan resmi berhak naik ke kelas di atasnya atau tidak.. Ya,.. penerimaan rapor tahun ini sama dengan tahun-tahun yang pernah kujalani berhadapan dengan wali murid di mana aku sebagai wali kelas. Usai penerimaan rapor biasanya kemudian identik dengan libur semester, termasuk juga kali ini. Biasanya, liburan semester genap berlangsung selama dua minggu. Mungkin karena bertepatan dengan Awal puasa yang insya Allah akan dimulai pada hari Selasa/Rabu, tanggal 9/10 Juli 2013, maka sekalian saja untuk libur awal puasa.

Yang sebenarnya, libur penuh tanpa aktivitas bagi seorang pegawai itu tidak ada, sebab walaupun libur tetapi tetap harus menjalankan tugas-tugas kedinasan. Yang sebenarnya libur adalah siswanya, bukan guru dan staf TU-nya. Itulah yang sebenarnya. Libur bagi guru berarti tidak sedang mengajar siswa, pada hal walaupun tidak mengajar siswa tugas-tugas keguruan itu banyak sekali.

Semua pasti tahu juga, pada liburan akhir tahun pelajaran, pasti ada kegiatan PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ), kemudian dilanjutkan dengan MOS/MOP ( Masa Orientasi Siswa / Masa Orientasi Peserta Didik ), Pesantren Kilat, Pelantikan Penggalang Baru, dan Pembentukan Pengurus Osis. Untuk kegiatan akademik khususnya berkaitan dengan kelas IX yang sudah lulus ujian, ada beberapa kegiatan yang tak bisa dianggap remeh juga yaitu : Pembuatan SKHU sekolah, penulisan ijazah, penempelan foto, cap tiga jari siswa, penandatanganan oleh Kepala Sekolah, penyiapan fotocopian ijazah dan pengesahannya, sampai penyerahannya kepada siswa.

Jadi, apa iya kalau libur akhir semester itu juga libur full untuk guru dan siswa?
Tidak bukan? Dan,.. aku lebih senang tersenyum saja bila ada teman atau kerabat yang bilang begini kepadaku bila bertemu, " Wah, seneng ya libur tiga Minggu,.."

Selasa, 02 Juli 2013

Tradisi Sadranan

Pada bulan Ruwah atau Syakban beberapa daerah di pulau Jawa melaksanakan kegiatan atau tradisi yang disebut sadranan. Di kabupaten Batang disebut Tilawatan. Tradisi yang merupakan perpaduan antara Hindhu dan Islam ini dimulai tanggal 15 sampai dengan menjelang bulan puasa/Ramadhan. 

Istilah sadranan sudah dikenal sejak zaman Majapahit tepatnya pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk. Pada masa itu tradisi sadranan digunakan untuk membudayakan kegiatan mengunjungi makam leluhurnya sekaligus digunakan oleh Raja untuk  memantau kehidupan rakyatnya di daerah-daerah. Ternyata, tradisi ini dinilai positif oleh sebagian besar penduduk khususnya beberapa daerah di pulau Jawa. Kenyataannya, sampai saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan.


Ada beberapa kegiatan utama dalam sadranan ini yaitu :
1. Membersihkan makam leluhur/nenek moyang ( Jawa : besik )
2. Membaca tahlil dan yasin di makam atau di masjid
3. Upacara selamatan ( Jawa : kenduri di makam, masjid, atau rumah penduduk yang ditunjuk )
4. Silaturahim ( Saling mengunjungi famili  )

1. MEMBERSIHKAN MAKAM/KUBURAN

    Dilakukan sehari sebelum hari H. Seluruh warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan bergotong royong membersihkan makam dan kuburan orang tua, saudara, istri, suami, maupun leluhurnya yang lain.

2. MEMBACA TAHLIL DAN YASIN

    Dilakukan pada malam hari menjelang hari H. Ada daerah yang melaksanakannya di makam, tetapi ada juga yang dilaksanakan di langgar, mushola, atau masjid setempat. Biasanya, setiap keluarga membawa aneka jajanan dan makanan ( Jawa : jajan tukon pasar ). Ada juga yang disertai dengan nasi golong. Di beberapa daerah yang sudah agak maju, jajan/snak ditaruh di dalam kardus, sedangkan untuk daerah yang masih berpegang pada tradisi, aneka jajanan itu ditaruh di atas piring yang diberi samir ( daun pisang yang dipotong melingkar sebesar ukuran piring ). dalam membaca tahlil dan Yasin, dipimpin oleh tokoh agama setempat. Sesudah membaca tahlil dan yasin kemudian selamatan dengan apem ( kue sejenis cucur yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula ).

3. UPACARA SELAMATAN

    Diujudkan dalam bentuk kenduri ( kendhurenan ). Makanan yag dibawa saat kenduri ternyata juga berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Di desa Tarubasan, Karanganom, Klaten berupa nasi yang ditaruh di atas nampan besar, bisa juga di atas tampah. lauknya adalah sambal goreng, mie goreng, telur rebus satu butir, gorengan yang berupa cenggereng, ikan asin diberi tepung beras, thontho, dan krupuk udang

4. SILATURAHIM

    Pada hari H, seseorang yang usai mengunjungi makam sanak keluarga dan leluhurnya akan berkunjung ke rumah familinya yang masih hidup. Di sana mereka saling bertukar kabar dan informasi. Sambil bercengkerama akan dihidangkan aneka jajanan dan diakhiri dengan makan besar.

Bagi masyarakat yang masih meyakini tradisi ini, kegiatan di daerah itu akan sangat unik, menarik, dan meriah.namun dalam kenyataannya saat ini, walaupun masih dalam satu wilayah, ternyata ada juga yang tidak lagi mengikuti tradisi ini. Apapun pilihan masyarakat asalkan tidak menimbulkan benturan yang berbau sara mungkin tak ada jeleknya untuk masih dilestarikan. Bukankah saling menghormati dan menghargai agama, kepercayan, dan keyakinan sesama warga negara dilindungi oleh undang-undang negara?