Jujur saja, dasar dari setiap peristiwa berikut adalah karena faktor kebodohan dan ketidaktahuan. Yah,memang benar bahwa seseorang baru akan menyadari kesalahannya setelah menerima dampak negatif dari tindakannya itu. seperti halnya pengalaman untuk ber-KB. Mungkin juga sebab harus dituntut mengambil tindakan yang paling cepat, kadang-kadang keputusan itu sebenarnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Sebagai contoh seorang wanita yang sudah menikah sebab usianya memang sudah layak nikah. Bahwa satu hal yang mendasari tekadnya itu adalah faktor usia. Telah kita mengerti bahwa usia menikah dan melahirkan terbaik bagi wanita adalah antara 20 s.d 30 tahun. Selebihnya berarti termasuk KRT ( Kehamilan Resiko Tinggi ). Olekh karena menyadari hal yang demikian, akhirnya faktor lain apa pun diabaikan dengan satu keyakinan dan satu tekad bahwa ia akan memiliki keturunan dari proses hamil, melahirkan, dan menyusui pada waktu yang tepat
Dan membangun sebuah obsesi untuk kemudian mewujudkannya memang bukan pekerjaan yang mudah. Termasuk juga dalam perencanaan tersebut. Faktor ekonomi, sosial, kodrat, dan ,.... c i n t a ( he he he ) pastilah sangat mempengarui keberhasilan sebuah obsesi.Yah, hingga akhirnya, untuk mengatur jarak kelahiran agar tidak terlalu dekat antara anak satu dengan anak yang yang lain, maka ber-KB menjadi solusi danpilihan terbaik.
Dalam memilih cara ber-KB paling efektif seorang petugas medis pasti berusaha memberikan saran. Kalau menurut medis, alat-alat KB yaaaa : suntik, implant, dan pil yang ketiga-tiganya dengan cara pemberian hormon agar menggagalkan sebuah proses pembuahan. Sebagai seorang akseptor KB baru kadang tak terlalu risau dengan resikonya sebab belum terkena. Padahal ia juga tahu bahwa alat KB tersebut dapat meningkatkan resiko penyakit yang berat dan berbahaya antara lain : hipertensi ( tekanan darah tinggi ), obesitas ( kegemukan ), timbulnya flek-flek hitam di wajah dan kulit kusam, dan beberapa penyakit yang berhubungan dengan alat-alat reproduksi semacam kista, mioma, aneka jenis tumor dan kanker dari kanker rahim, leher rahim, mulut rahim, usus besar, dan sebagainya yang sifatnya berantai akibat kelebihan hormon estrogen dari alat KB.
Pada hal di samping alat KB hormonal tersebut, ada cara lain yaitu IUD dan pemotongan saluran telur ( tubektomi kayake namanya ). Semua alat KB tersebut dipakai oleh perempuan ( penderita deh ), sedangkan untuk pria hanya ada satu alat yaitu fasektomi ( pemutusan saluran sperma ) dan ternyata tak banyak laki-laki yang mau melakukannya. Yah,.. di sinilah sebuah pengorbanan terbesar seorang wanita dalam keluarga yang kadang tak pernah disadari oleh para suami. Banyak yang beranggapan bahwa itu wajar dan memang seharusnya begitu sehingga tak perlu untuk dipersoalkan ( satu bukti keegoisan laki-laki ).
Oh ya,.. sebelum ber-KB secara hormonal hal pertama yang dilakukan petugas medis adalah mengukur tekanan darahnya. Jika ternyata termasuk tinggi, maka ia dilarang menggunakannya. Emmm,.. Pemakaian KB suntik dalam jangka waktu lama memang cenderung menyebabkan tekanan darah menjadi naik, obesitas, dan penambahan pigmen serta munculnya flek-flek hitam di wajah. Tekanan darah yang tinggi diketahui dari kepala yang sering pusing, leher kaku, dan detak jantung yang semakin cepat serta kadang-kadang disertai dada sesak ( sulit bernapas ). bila hal-hal tersebut sudah mulai dirasakan, sebaiknya segera berhenti menggunakan KB suntik. Selanjutnya mau hamil lagi atau berganti dengan alat kontrasepsi lain silakan. Oh ya, selama ber-KB suntik, seorang wanita kadang tidak menstruasi, namun ada juga yang menstruasi. bagi yang tidak, kadang setelah berhenti ber-KB akan mendapatkan haid yang banyak dan lebih dari 10 hari.
Dampak pemakaian implant tak jauh berbeda dengan suntik.Ada beberapa wanita yang haid secara terus menerus dalam arti berhenti seminggu sampai dua minggu kadang sudah haid lagi. Kalau begitu secara terus menerus, keputusan dikembalikan pada pemakai, mau dilepas atau terus dijalani.. Implant ada yang berjangka 5 tahun, 3 tahun, dan kayake kini sudah ada yang satu tahun.
Berikutnya adalah KB pil. Ternyata banyak jenis KB pil yang memiliki kadar estrogen berbeda-beda. Tentu kita menghendaki yang paling aman. Ada beberapa wanita yang bila minum pil KB langsung merasakan pusing dan perutnya mual ingin muntah,.. Untuk selanjutnya silakan memutuskan lagi yang terbaik mau berhenti atau lanjut.
Berkaitan dengan ber-KB dengan IUD, banyak yang bercerita bahwa kadang perut bagian bawah pusar sering nyeri. Ada juga yang mengatakan pernah IUD nya mau keluar dari jalan lahir ( Jawa : sudah kewer-kewer ). Ada juga yang bercerita bahwa selama menggunakan IUD setiap kali berhubungan perutnya sakit,sedangkan untuk pihak lelaki mengatakan agak terganggu sebab seperti ada yang menusuk-nusuk ujung penisnya ( maaf ).
Alat-alat KB hormonal iu masih memungkinkan seorang perempuan hamil lagi bila pemakaiannya dihentikan, sedangkan untuk tubektmi dan vasektomi, yang bersangkutan sudah tidak dapat lagi memiliki keturunan.
Sebenarnya seee ada cara KB alami cara tradisional. Seperti dalam novel " Pengakuan Pariyem " Mas Linus Suryadi, bila selesai berhubungan intim, si lelaki meng"ONGKLOK" si perempuan. nggak paham betul tuh gimana maksudnya. dalam novel itu Pariyem bertutur, " .... aku diongklok,.. sehingga tidak hamil,.. " ( yang tertarik silakan membaca sendiri novel itu deh,..
Atau ada juga yang mengkonsumsi merica bubuk,.. memebersihkan organ intim dengan pasta gigi seusai berhububgan,.. dan sebagainya.
Dan kini, tentu semua orang sudah tahu, dampak negatif dari pemakaian KB hormonal sangat banyak dan tinggi resikonya. Tentu semua ini kembali pada para wanita, suami, keluarga, masyarakat,dan juga pemerintah. Apa program KB hormonal tetap diplih sebagai alternatif mengatur kelahiran ( mengurangi kelahiran ).
Kini,yang juga menjadi masalah besar adalah para perempuan korban pemakaian alat KB hormonal. Bagaimana bila akhirnya dia mengidap penyakit berkategori berbahaya semacam kanker di organ reproduksinya. Sungguh malang nasib wanita itu bila akhirnya dia meninggal dunia karenanya.
Semoga hal itu tak terjadi pada penulis dan para pembaca yang budiman,.. amiiiiin,... amiiiin, ya Rabbal Alamin,...

